Ejaan, Ragam, Istilah dan Kata dalam Bahasa Indonesia




Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Dalam penulisan suatu karya diperlukan tata cara penulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, termasuk ejaannya.  Lalu, apa sih yang dimaksud dengan ejaan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca yang bertujuan agar jelasnya sebuah tulisan memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan. Ejaan bahasa mengalami perkembangam diawali pada Ejaan Van Ophuijsen, yang ditetapkan pada 1901 yang menetapkan Bahasa Melayu dengan huruf latin. Selanjutnya, ada Ejaan Suwandi yang diresmikan pada tahun 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya. Setelah Ejaan Suwandi, ada Ejaan Pembaruan yang diprakarsai oleh Prof. M. Yamin pada tahun 1954. Lalu munculah Ejaan bahasa Indonesia  yang Disempurnakan merupakan ejaan yang paling masyhur dan awet digunakan.
- Ejaan untuk huruf kapital, digunakan pada huruf pertama pada awal kalimat, nama bangsa, bahasa, orang, hari, bulan, dan setiap unsure bentuk ulang sempurna yang terdapat pada judul buku dan nama bangsa. Contohnya Undang-Undang Dasar 1945. 
- Ejaan untuk huruf miring, digunakan pada kata dan ungkapan asing yang belum dibakukan, nama istilah.


Ragam Bahasa Indonesia
Dalam menggunakan bahasa, pasti dijumpai perbedaan-perbedaan setiap individunya. Baik dari segi pelafalannya maupun pemilihan katanya. Faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut antara lain tingkat pendidikan yang berbeda, maksudnya adalah semakin tinggi pendidikan seseorang makan semakin bagus juga dalam penuturan bahasanya. Dan bisa juga disebabkan oleh faktor usia, misalnya seorang remaja akan berbicara menggunakan bahasa gaul jika sedang mengobrol dengan teman sebayanya. Tetapi ia akan menggunakan bahasa yang sopan dan santun jika ia berbicara dengan orang yang lebih tua darinya.
Maka ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian (topik yang dibicarakan, hubungan antarpembicara, medium pembicaraan). Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut: 
1. Berdasarkan media pembicaraanya, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang disapaikan oleh media lisan. Dimana pada ragam bahasa ini adanya interaksi secara langsung antar satu individu dengan individu yang lainnya. Dan pada ragam bahasa lisan biasanya tidak terikat dengan ejaan bahasa, karena menggunakan bahasa sehari-hari agar tidak terlalu terlihat baku oleh lawan bicara. Berbeda dengan ragam bahasa tulisan yang dalam penyampaiannya harus menggunakan pedoman ejaan agar tidak menimbulkan kesalahan pada penulisan kalimat.
2. Berdasarkan situasi, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam bahasa formal, semiformal dan nonformal. Ragam bahasa formal yaitu ragam bahasa yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Biasanya digunakan ketika berbicara di forum resmi di depan khalayak umum, dan pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati.  Sedangkan ragam bahasa semiformal, berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap. Sebagai contoh bahasa jurnalisti, dimana pembawa berita tidak selalu menggunakan bahasa yang formal atau baku, terkadang menggunakan bahasa tidak baku juga seperti bahasa sehari-hari. Dan ragam bahasa nonformal adalah ragam bahasa yang tidak terikat dengan kaidah dan aturan yang tetap. Seperti bahasa yang biasa kita gunakan pada sehari-hari.
 


Istilah dan Kata dalam Bahasa Indonesia
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah tediri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsure bahasa yang digunakan secara umum. Contohnya: otodidak, aspirasi, antik, kebijakan, kedokteran. Sedangkan istilah khusus adalah istilah yang dipakai hanya pada bidang tertentu. Contohnya: bipatride, apendektomi, kurtosis, pleisosen.
Sedangkan kata ‘kata’ dalam Bahasa Melayu dan bahasa Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta yaitu’khata’ yang berarti ‘konversasi’, ‘bahasa’, ‘cerita’, atau ‘dongeng’. Namun dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia kata ‘kata’ mengalami penyempitan arti semantic menjadi ‘kata’. Bisa ular bisa membuat orang dewasa meninggal dunia.
Kata bisa  pada awal kalimat memiliki makna yang berbeda dengan kata bisa berikutnya. Ini membuktikan bahwa makna dari sebuah kata akan berbeda-beda menurut konteks.
Imbuhan spesifik digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing). Akhiran: -man, -wan, -wati, dan-ita. Sisipan: -in, -em, -el, -er.
Kaidah pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
a.      Tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. contoh me- +lihat jadi melihat, me- +makan jadi memakan.
b.      me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p , atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul , me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
c.       me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t . Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup .
d.      me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k , g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis , me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESIAPSIAGAAN BENCANA

PENILAIAN RESIKO BENCANA

Jenis dan Karakteristik Ancaman Bencana