Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

PENILAIAN RESIKO BENCANA

  PENILAIAN RESIKO BENCANA Konsep Penilaian Resiko Bencana Penilaian resiko bencana adalah salah satu proses awal dalam siklus manajemen bencana.   Canadian for Control Occupational Health and Safety mendefinisikan penilaian resiko adalah proses atau metode untuk pengidentifikasian ancaman dan faktor-faktor resiko yang berpotensi menimbulkan bencana, menganalisis dan mengevaluasi resiko ancaman, menentukan cara yang tepat untuk mengurangi ancaman atau mengontrol resiko.   Metode Penilaian Metode penilaian resiko bencana yang digunakan adalah dengan melakukan penelitian, observasi, uji petik, pengumpulan data, dan pemanfaatan berbagai informasi mengenai bahaya dan karakteristiknya. Berikut adalah teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk menilai resiko bencana di suatu wilayah. Pendekatan kualitatif. Menggunakan teknik access model, hazard mapping, historical analysis, participatory analysis, dan risk mapping. Pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan oleh pendeka

Komunikasi Resiko Bencana

 Komunikasi Resiko Bencana  komunikasi ada;aj proses penyampaian pesan atau informasi antara sumber dan penerima pesan dengan tujuan memberitahu tentang sesuatu yg memengaruhi si penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan resiko adalah hasil dari ketidakpastian, baik berupa peluang dan ancaman positif atau negatif dari suatu tindakan dan kejadian. Resiko emrupakan kombinasi dari kemungkinan dan pengaruh termasuk persepsi kepentingan.  Komunikasi resiko adalah cara pelaku yang berbeda baik individu, kelompok, dan lembaga yang berkomunikasi secraa bergantian dengan orang lain tentang apa itu resiko dan persepsi resiko serta cara menangani resiko menggunakan media yang berbeda.  Pendekatan dan Teori-Teori Komunikasi Risiko Menurut Betty (2017) konsep teori terkait Komunikasi Risiko telah melibatkan penelitian sosial dari perspektif dan paradigma psikometrik, teori budaya (cultural theories) dan ekonomi. Dasar pemahaman konteks komunikasi risiko adalah risk percep

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana

 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana  Konsep Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Bencana dapat menghancurkan sistem infrastruktur fisik, sosial, dan ekonomi yang telah ada. Di samping itu, dampak dari bencana yang terjadi juga menimbulkan kerusakan, kerugian, dan tekanan secraa psikologis bagi korban bencana. Penanganan bencana memiliki prinsip  perbaikan atau pengembalian kondisi seperti sebelum terjadinya bencana. Rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi setelah terjadinya bencana. Tujuan dari pemulihan pasca bencana adalah untuk mengurangi penderitaan korban, mengembalikan kondisi seperti semula, memberikan lingkungan yang aman dan dapat mengurangi ancaman bencana pada masa yang akan datang.  Rehabilitasi Pasca Bencana  Berdasarkan Perka BNPB No. 17 Tahun 2010, rehabilitasi didefinisikan sebgaia perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama

TANGGAP DARURAT BENCANA

Gambar
Konsep Tanggap Darurat Bencana  Menurut Perka BNPB No. 10 Tahun 2008 tentang Komando Tanggap Darurat Bencana, tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan meliputi kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana. Terdapat 3 fase pada saat atnggap darurat menurut Coppola (2007), yaitu sebagai berikut. 1. Sebelum Bencana Terjadi ( Pre Hazard )     Fase ini adalah belum terjadinya bencana, akan tetapi tanda-tanda bencana akan segera terjadi. tanggap  darurat dimulai ketika telah ditetapkan usaha tanggap darurat oleh pemerintah yang berwenang. Pada tindakan ini difokuskan pada penyebaran informasi agar masyarakat dapat menyelamatkan diri.  2. Saat Bencana Berlangsung ( The Emergency )     Berlangsung saat pemerintah sudah menetapkan kondisi darurat bencana. Namun permasalah muncul      apabila kondisi darurat tidak segera dikenali.  3. B

KONSEP MANAJEMEN BENCANA

Gambar
  KONSEP MANAJEMEN BENCANA Manajemen bencana sering juga disebut pengelolaan resiko atau manajemen resiko. Konsep pengelolaan resiko bencana memiliki proses sebagai berikut. PROSES : a.       Penilaian resiko Manajemen bencana mengalami perkembangan b.       Pengelolaan resiko c.        Komunikasi resiko sebagai bagian penting dari manaemen resiko bencana Perkembangan manajemen bencana sebelum modern bersamaan dengan awal terjadinya bencana dan pengelolaan bencana telah dimulai pada saat itu. Manajaemen Bencana masa modern yang telah dilakukan hampir di seluruh dunia, akan tetapi didominasi oleh pendekatan respon pada saat bencana. 5 model Manajemen Bencana menurut Sudibyakto (2017) dan Oxfam (2012) : 1.       Disaster Mangement Continuum Model , model paling populer dan terdiri dari tahapan manajemen bencana yang meliputi emergency , relief atau tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi, mitigasi, preparedness dan early warning . 2.       Pre-during post disaster

Pengurangan Resiko Bencana

Gambar
  Pengurangan Resiko Bencana Sejarah Pengurangan Resiko Pertama kali terjadinya bencana di dunia ini tidak ada yang tahu secara pasti, akan tetapi menurut ilmu arkeolog bencana pernah terjadi pada masa purba. Bencana yang terjadi meliputi kelaparan, kekerasan fisik, luka dan sebagainya. Pada abad ke-8 dan ke-9 terjadi kebakaran, abad ke-14 ada juga bencana epidemik dan pandemi di Eropa. Dari bencana yang terjadi tersebut, maka pada hakikatnya manusia itu memiliki insting untuk bertahan   dari ancaman dan perubahan alam. Perkembangan PRB Pengurangan resiko bencana mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, yaitu ada 4 fase : 1.       Paradigma relief atau tanggap darurat tahun 60-an 2.       Mitigasi tahun 80-an 3.       Pembangunan tahun 80-an 4.       Pengurangan resiko bencana tahun 2000-an Perkembangan PRB dimulai pada resolusi PBB sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1971, resolusi ini memfokuskan pada tindakan pel

Jenis dan Karakteristik Ancaman Bencana

Gambar
Jenis dan Karakteristik Ancaman Bencana Apakah kamu tahu bahwa bencana dan ancama itu adalah sesuatu yang berbeda? Lets we discuss about that! Ancaman adalah fenomena yang dapat membahayakan manusia, sedangkan bencana adaah akibat yang ditimbulkannya. Dalam episode kali ini, akan dibahas mengenai jenis dan karakteristik ancaman bencana beserta peristiwanya. A.       Jenis Bahaya Berdasarkan Penyebabnya Bahaya dapat dipengaruhi oleh kejadian alam maupun ulah manusia. Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 bahaya alam adalah bahaya yang disebabkan oleh adanya peristiwa yang disebabkan oleh kondisi alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan, banjir dan tanah longsor. Centre for Research on the Epidemology of Disaster (2015) membagi bahaya alam ke dalam enam kategori; (1) bahaya geologi; (2) bahaya hidrologi; (3) bahaya meteorologi; (4) bahaya klimatologi; (5) bahaya biologi; dan (6) bahaya extra terrestrial.   Jenis bahaya lainnya adalah bahaya Nonalam yaitu

KESIAPSIAGAAN BENCANA

Gambar
  Menurut PP No. 21 Tahun 2008 adalah serangkaian kegiatan yg dilakukan untuk antisipasi bencana melalui pengorganisaisan serta langkah yang tepat dan berdaya guna. Cakupan tindakan kesiapsiagaan adalah: 1.       Pengetahuan terhadap tindakan yang perlu dilakukan saat terjadinya bencana 2.       Pengetahuan terhadap cara melakukannya 3.       Penyediaan kelengkapan alat yang tepat Jenis-jenis kesiapsiagaan 1.       Pengetahuan tentang bencana (knowledge and attitude) 2.       Kebijakan (policy statement) 3.       Perencanaan kedaruratan (emergency planning) 4.       Sistem peringatan (warning system) untuk membangun informasi dan peringatan dini terhadap potensi terjadinya bencana. 5.       Mobilitas sumber daya, tidak hanya sumber daya manusia akan tetapi juga sumber daya material disalurkan agar segera diterima oleh korban bencana. Tujuan Kesiapsiagaan Secara umum, kesiapsiagaan bertujuan untuk antisipasi kemungkinan terjadinya bencana untuk menghindari jatuhnya